Sabtu, 22 Desember 2012

Supervisi Pengelolaan Kelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan terkait dengan peningkatan mutu Sumber Daya Manusia peningkatan. Dalam rangka perbaikan mutu pendidikan, pemerintahbtelah melakukan perbaikan kurikulum, peningkatan mutu guru, penyedian sarana dan prasarana, perbaikan kesejahteraan guru, perbaikan organisasi sekolah, perbaikan manajemen, pengawasan dan perundang-undangan. Pendidikan merupakan persoalan penting bagi setiap segi kamajuan dan perkembangan manusia pada khusunya dan bangsa pada umumnya. Kemajuan dalam segi pendidikan, maka akan menentukan kualitas sumber daya manusia dan perkembangan bangsa kearah lebih baik dan maju. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berperan sebagai salah satu wakil dari pemerintah pusat Indonesia. maka peran sekolah kewajiban untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam organisasi sekolah, kedudukan kepala sekolah merupakan faktor penentu, pengerak segala sumber daya yang ada dalam sekolah, agar segala komponen yang di dalamnya dapat berfungsi secara maksimal dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, leader, motivator dan supervisor sekolah. B. Rumusan masalah 1. Apa definisi dari supervisi kelas ? 2. Apa saja teknik supervisi kelas ? 3. Apa prinsip-prinsip supervisi kelas ? 4. Apa fungsi dan peran supervisi kelas ? 5. Apa problem dalam supervisi kelas ? C. Tujuan masalah 1. Dapat mengetahui definisi dari supervisi kelas 2. Dapat mengetahui teknik supervisi kelas 3. Dapat mengetahui prinsip-prinsip supervisi kelas 4. Dapat mengetahui fungsi dan peran supervisi kelas 5. Dapat mengetahui problem dalam supervisi kelas BAB II PEMBAHASAN SUPERVISI PENGELOLAAN KELAS A. Pengertian Supervisi kelas Supervisi secara etimologi berasal dari kata super dan visi yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktifitas, kreativitas, dan kinerja bawahan. Terdapat beberapa istilah yang hampir sama dengan supervisi, bahkan dalam pelaksanaannya istilah-istilah tersebut sering digunakan secara bergantian. Istilah-istilah tersebut antara lain: pengawasan, pemeriksaan, dan inspeksi. Pengawasan mengandung arti suatu kegiatan untuk melakukan pengamatan agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan dimaksudkan untuk melihat bagaimana kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan. Inspeksi dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang perlu diperbaiki dalam suatu pekerjaan. Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey, supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Inti dari supervisi pada hakekatnya adalah memperbaiki hal belajar dan mengajar. Program ini dapat berhasil bila supervisor memiliki ketrampilan (skill) dan cara kerja yang efisien dalam kerjasama dengan orang lain (guru dan petugas pendidikan lainnya). Sedangkan menurut Burton dan Brueckner, supervisi kelas adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pendapat lain juga mengatakan bahwasannya supervisi kelas adalah setiap layanan kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan intruksional, layanan belajar, dan pengembangan kurikulum. Selain itu Kimball wiles juga mengemukakan bahwa supervisi kelas adalah suatu bantuan dalam pengembangan dan peningkatan situasi pembelajaran yang lebih baik. Pendapat ini ini sejalan dengan N.A. Amatembun yang mengemukakan supervisi kelas adalah pembinaan kearah pebaikan situasi pendidikan. Perbaikan ini difokuskan pada kinerja pembelajaran, sehingga guru secara profesional memberikan bantuan dan layanan. Dalam buku lain di jelaskan bahwasannya Supervisi merupakan kegiatan akademik yang harus dijalankan oleh mereka yang mempunyai pemahaman mendalam tentang kegiatan yang di supervisinya. Kegiatan supervisi harus dijalankan oleh orang yang dapat melihat berdasarkan kenyataan yang ada dan kemudian di bawa kepada kegiatan yang seharusnya, yaitu kegiatan semestinya yang harus dicapai. Posisi dan kedudukannya lebih tinggi dan lebih baik dari orang yang diawasinya. Supervisi adalah pengawas profesional dalam bidang akademik, dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuwan tentang bidang kerjanya, memahami tentang pembelajaran lebih mendalam dari sekadar pengawas biasa. Dengan demikian hakekat supervisi kelas adalah suatu aktivitas proses pembimbingan untuk memperbaiki situasi belajar mengajar agar para peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien dengan prestasi dan mutu belajar yang semakin meningkat. B. Teknik Supervisi Kelas Dalam rangka melaksanakan supervisi kelas diperlukan adanya teknik supervisi. Hal ini dimaksudkan untuk memperlancar dan mempermudah pelaksanaan supervisi. Ada bermacam-macam teknik supervisi dalam upaya pembinaan kemampuan guru yaitu : 1. Teknik supervisi yang bersifat kelompok Yang dimaksud teknik-teknik yang bersifat kelompok ialah teknik-teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok. Berbagai teknik dapat di gunakan untuk supervisi dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung taupun tidak langsung. Teknik- tenik supervisi yang bersifat kelompok yang di introduksir oleh Pangaribuan dari berbagai pendapat ahli antara lain dengan cara melakukan: a) Pertemuan orientasi Pertemuan ini bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang baru. Hal-hal yang di sajikan dalam pertemuan ini meliputi: 1. Sistem kerja sekolah 2. Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah 3. Biasanya disringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah 4. Sering juga pertemuan ini di ikuti dengan tindak lanjut dalam diskusi kelompok, lokakarya selama beberapa hari sepanjang tahun. 5. Ada juga melalui perkunjungan ketempat-tempat tertentu 6. Pembinaan segi sosial dalam orientasi ini ialah makan bersama 7. Tempat pertemuan mempengaruhi orientasi 8. Terciptanya suasana kerja yaitu bahwa guru baru itu tidak merasa asing tetapi ia merasa di terima dalam kolmpok guru lain. Burton mengemukakan bahwa pertemuan orientasi ini merupakan juga pertemuan untuk merencanakan program sekolah. Sebab orientasi ini biasanya di hubungkan dengan rencana pendidikan yang akan dilaksanakn sekolah sepanjang tahun ajaran. b) Rapat guru latih Rapat guru banyak sekali jenisnya, baik dilihat dari sifatnya, jenis kegiatan, tujuan, maupun orang-orang yang menghadirinya. Rapat guru latih akan menghasilkan guru yang baik, jika direncanakan dengan baik, dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan ditindaklanjuti sesuai dengan kesepakan yang dicapai dalam rapat. Adapun masalah pokok yang perlu direncanakan ialah: 1. Penetapan problema yang akan menjadi inti rapat 2. Menetapkan tempat dan waktu dengan segala fasilitas yang di perlukan 3. Memperhitungkan jumlah peserta 4. Menetapkan pemimpin rapat dan notulen 5. Menetapkan masalah pembiayaan jika di perlukan 6. Menetapkan pembagian tugas dan pengorganisasian. Dengan perencanaan dan pelaksanaan sedemikian itu diharapkan tujuan rapat, sebagai teknik supervisi kelas, bagi guru latih dapat tercapai secara maksimal. Tujuan yang dimaksud menurut shertian ialah menyatukan pandangan-pandangan guru latih tentang suatu masalahdan proses sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan, mendorong guru latih menerima dan melaksankan tugas-tugasnya dengan baik, serta menyatukan pendapat tentang metode kerja yang akan membawa mereka ke arah pencapai tujuan pengajaran yang maksimal di lembaga pendidikan tersebut. Hal ini dapat di capai jika kemampuan pimpinan rapat dalam memimpin dengan cara demokrasi, aspiratif, fokus pada persoalan dan akomodatif. c) Studi kelompok antar guru Guru-guru dalam mata pelajaran sejenis berkumpul bersama untuk mempelajari suatu masalah atau sejumlah bahan pelajaran. Pokok bahasan telah di tentukan dan di perinci dalam garis-garis besar atau dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pokok yang telah disusun secara teratur. Untuk mempelajari bahan-bahan dapat dipergunakan bermacam-macam teknik berkomunikasi. Untuk memperkaya bahan-bahan itu di perlukan cukup banyak sumber-sumber buku. Semua aktivitas tersebut perlu diketahui dan dikendalikan oleh supevisor agar kegiatan tidak berubah menjadi ngobrol hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Kehadiran supervisor dapat mendorong perolehan hasil yang maksimal. Dengan demikian studi kelompoknantar guru penting di lakukan untuk meningkatkan kualitas penguasaan materi pelajarn dan kualitas dalam memberi layanan belajar. d) Diskusi sebagi Pertukaran pikiran atau pendapat Diskusi merupakn salah satu alat bagi supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri para guru yang berlatih menghadapi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lainnya. Melaui teknik ini supervisor dapat membantu para guru latih untuk saling mengetahui, memahami atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama-sama akan berusaha mencari altenatif pemecahan masalah tersebut. Sebagai seorang pemimpin diskusi, supervisor harus mampu menerapkan kepemimpinan yang efektif yang dapat membuat setiap anggota diskusi mau berpartisipasi secara sukarela selama diskusi berlangsung. Agar pengalaman dan wawasan supervisor lebih baik di banding guru, maka sangat di harapkan bahwa supervisor lebih rajin membaca buku-buku sumber yang membahas seluk beluk kepemimpinan dan buku-buku yang relevan. Faktor kepemimpinan yang dilakukan suprvisor merupakan salah satu penentu berhasil tidaknya suatu diskusi. Oleh karen aitu suprvisor sebagai pemimpin diskusi harus memiliki ketrampilan diskusi. e) Lokakarya Lokakarya atau yang sering di sebut workshop dapat diartikan sebagai kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari sejumlah petugas pendidikan yang sedang memecahkan suatu masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat individu. 2. Teknik Individual dalam supervisi Teknik Individual menurut Sahertian adalah teknik yang digunakan pada pribadi seorang guru latih yang mengalami masalah khusus dan memerlukan bimbingan tersendiri dari supervisor. Teknik-teknik supervisi yang bersifat individual antara lain yaitu: a. Kunjungan kelas Yakni suatu kunjuangn yang dilakukan supevisor (kepala sekolah) kedalam suatu kelas pada saat guru latih sedang mengajar dengan dengan tujuan untuk membantu guru yang bersangkutan menghadapi masalah selama mengadakan kegiatan pembelajaran. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu kunjungan kelas tanpa pemberitahuan dahulu, kunjungan dengan pemberitahuan terlebih dahulu, dan kunjungan atas undangan guru latih, yang artinya guru latihlah yang mengundang supervisor untuk mengunjungi kelas pada saat pelajaran berlangsung. b. Observasi kelas Obesrvasi kelas dilakukan bersamaan dengan kunjungan kelas adalah suatu kegiatan yang dilakukan supervisor untuk mengamati guru latih yang sedang mengajar di suatu kelas. Selama berada di kelas supervisor melakukan pengamatan yang teliti, dengan menggunakan intrumen tertentu, terhadap suasana kelas yang diciptakan dan dikembangakan oleh guru latih selama jam pelajaran berlangsungb dengan tujuan untuk memperoleh data yang objektif. c. Percakapan pribadi Yakni suatu teknik dalam pemberian layanan kepada guru latih dengan mengadakan pembicaraan tentang masalah yang dihadapi guru latih. Umumnya materi yang dipercakapkan adalah hasil-hasil kunjungan kelas dan observasi yang dilakukan oleh supervisor. Dalam percakapan ini ia berusaha menyadarkan guru latih akan kelebihan dan kekurangannya. Mendorong agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. d. Inter-visitasi Kunjungan antar kelas dalam satu sekolah atau antar sekolah sejenis merupakan suatu kegiatan yang terutama saling menukarkan pengalaman sesama guru atau kepala sekolah tentang usaha perbaikan dalam proses belajar mengajar. Manfaatnya dapat saling membandingkan dan belajar atas keunggulan dan kelebihan berdasarkan pengalaman masing-maing. Sehingga masing-masing dapt memperbaiki kualitas guru memberi layanan belajar kepada peserta didiknya. e. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar Dalam hal ini tugas seorang supervisor pendidikan adalah mempelajari secara obyektif dan terus menurus tentang proses belajar mengajar dan atas dasar itu ia memberikan pelayanan atau bimbingan profesional yang diperlukan kepada guru-guru. Seorang supervisor harus mempunyai kemampuan untuk menyeleksi berbagai sumber materi yang di gunakan guru untuk mengajar. Kegiatan menyeleksi ini dilakukan dengan cara bedah kurikulum di mulai dengan menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pelajaran yang dirumuskan oleh guru dalam silabus mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Supervisor bersama guru mengidentifikasi masalah kesulitan guru dalam kegiatan belajar mengajar, yang pada akhirnya di temukan bersama model perbaikan dan pengembangan pembelajaran. Pemecahan masalah ini, dilakukan dengan catra dialog profesional antara supervisor dengan guru untuk mengkaji ide baru. Sehingga, ditemukan cara perbaikan dan pengembangan kegiatan belajar mengajar. f. Menilai diri sendiri Dalam teknik ini, guru latih sendiri melakukan penilaian terhadap penampilannya pada saat sedang mengajar dengan melakukan penilaian terhadap penampilannya pada saat sedang mengajar denagn meminta para pserta didiknya mengamati, mengomentari, dan menilai tindakan-tindakan atau perilaku yang di tampilkannya selama mengajar. 3. Perilaku supervisor yang bisa diharapkan Salah satu pendukung keberhasilan dalam melaksanakan supervisi ialah perilaku supervisor sendiri. Faktor manusia dibelakang tugas mempunyai pengaruh besar dalam keberhasilan misi supervisi. Supervisi yang berhasil adalah mereka yang dapat melaksanakan tugasnya berkenaan dengan diri supervisee (orang yang berkenaan dengan supervisi). Sifat utama yang harus dimiliki supervisor terdiri dari: a) Sifat yang berhubungan dengan kepribadiannya Supervisor harus meningkatkan kesadaran akan perlunya meningkatkan kualitas diri secara terus menurus. Itulah sebabnya supervisor harus memiliki kepribadian antara lain: memperhatikan perbuatan nyata dalam segala hal, bertindak sesuai dengan waktu dan tempatnya dalam segala hal, keterbukaan tidak menyembunyikan seseuatu yang dirahasiakan, tidak kehabisan inisiatif, tekun dan ulet dalam mengerjakan pekerjaan, dan mempunyai daya tahan dan psikis yang tinggi, tidak cepat putus asa. Dengan demikan inilah pengalaman yang mendapat pengakuann bahwa supervisor itu mumpuni bidang pembelajaran. b) Sifat yang berhubungan dengan profesi Sikap yang ditampilkan oleh supervisor harus menunjukkan semangat ingin mengetahui dengan lebih mendalam perihal profesi guru. Disamping memiliki kepribadian yang teruji, seorang supervisor juga harus teruji kemampuannya merumuskan hipotesis-hipotesis yang bermutu. Kemampuan ini ditampakkan pada kemampuannya menghargai produk-produk intelektual dan meningkatkan kinerja profesional guru pembelajaran. c) Sifat-sifat supervisor yang dikehendaki “supervisee” Menurut pendapat dan harapan supervisee atau para guru yang disupervisi, mereka membutuhkan Supervisor yang dapat memberikan bantuan kesulitan guru dalam melaksanakan tugas pengajaran. Kesulitan-kesulitan guru yang perlu di bantu oleh supervisor antara lain dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan. Guru perlu di bantu untuk memahami standar isi dan menurunkannya menjadi silabus mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun yang diharapkan oleh supervisee kepada supervisor adalah hendaknya supervisor : 1. Mempunyai perhatian terhadap segala kegiatan disekolah 2. Bersifat simpatik yang tinggi terhadap murid dan guru dalam pembelajaran 3. Mempunyai sikap terbuka dan lugas 4. Mempunyai daya humor yang mendidik 5. Percaya diri 6. Tidak terlalu mencari masalah-masalah kecil 7. Dapat mengajak dan menimbulkan rasa ingin tahu pada yang di supervisinya 8. Kritis dan luas pengetahuannya 9. Dapat mengemukakan ide-ide baru yang konstruktif 10. Fisik sehat dan terpelihara, serta berpakaian rapih dengan tampilan yang menarik. Harapan ini adalah sesuatu yang sangat situasional, artinya tidaklah seluruhnya secara simultan di tampakkan. d) Supervisor yang demokratis harapan semua pihak Supervisor yang demokratis mempunyai daya kritis yang tinggi, mengetahui secara detail problem pengajaran. Profil yang demikian ini diharapkan selalu berusaha secara kontinyu menjalin pertalian dan kesatuan yang optimal di antar guru-gurunya. Oleh karena itu sebagai solusinya harus tampil sebagai supervisor yang bersikap demokratis yang membangun kreatifitas dan inovatif dalam pembelajaran. Supervisor pendidikan dilaksanakan di sekolah dengan melaksanakan berbagai aktifitas yang dapat membantu supervisor membina situasi belajar mengajar melalui pemberian pelayanan kepada tenaga-tenaga kependidikan yang ada di sekolah. 4. Diskusi panel Adalah suatu bentuk diskusi yang dipantaskan dihadapan sejumlah partisipan atau pendengar. Dalam diskusi tersebut suatu masalah dihadapkan kepada sejumlah ahli yang memiliki keahlian di bidang masalah yang sedang di diskusikan. Karena itulah bentuk diskusi ini sering di sebut dengan percakapan tingkat tinggi atau glorified corversation. 5. Seminar sebagai pendalam masalah Seminar adalah suatu rangkaian kajian yang dikikuti oleh suatu kelompok pertemuan ilmiah untuk mendiskusikan, membahas, dan memperdebatkan suatu masalah yang berhubungan dengan suatu topik. Baik teoritis maupun praktis dibawah pimpinan seorang ketua sidang dan disajikan kepada audiens. Dalam seminar berbagai masalah dapat dibahas, seperti bagaimana menyusun silabus yang mengacu standart isi, bagaimana cara mengatasi anak-anak yang selalu membuat keributan di kelas, bagaiman membantu anak-anak yang menampilkan tingkah laku yang menyimpang, bagaiman upaya meningkatkan kreativitas guru latih dalam kegiatan pembelajaran. 6. Simposium sebagai sarana bertukar pikiran Simposium adalah suatu pertemuan yang dalam pertemuan itu ada beberapa pembicara menyampaikan pikirannya secara singkat mengenai suatu topik, atau topik-topik yang berkaitan dengan problematika mengajar. Dapat diartikan juga sebagai sekumpulan karangan pendek tentang sesuatu pokok masalah yang ditulis sejumlah ahli dan diterbitkan menjadi buku. Dalam praktiknya supervisor dapat memanfaatkan para ahli dari perguruan tinggi sebagai narasumber untuk membahas topik tertentu yang telah disepakati bersama guru binaanya. 7. Demonstrasi mengajar Adalah satu upaya supervisor membantu supervisee dengan menunjukkan kepada mereka bagaimanan mengajar yang baik. Dengan demonstrasi mengajar, supervisor mempraktekkan penggunaan metode-metode mengajar yang tepat, atau metode mengajar yang baru, atau penggunaan alat-alat bantu mengajar, penggunaan alat evaluasi, dan sebagainya. Selama demostrasi berlangsung, para guru latih mencatat dengan teliti apa yang ditampilkan oleh supervisor dan catatan itu nanti akan didiskusikan bersama dengan peninjau-peninjau lainnya, para guru latih, dan supervisor sendiri setelah demonstrasi selasai. Teknik ini memang efektif dalam situasi tertententu, namun pada situasi yang lain teknik ini mengandung banyak kelemahan terutama jika supervisor merupakan pihak yang di angakat karena jabatan dan pengalaman bukan karena kemahiran atau kepemilikannya atas kemampuan dan ketrampilan mengajar. 8. Buletin supervisi sebagai salah satu alat komunikasi Buletin supervisi adalah salah satu bentuk alat komunikasi dalam bentuk tulisan yang dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai alat membantu guru latih-guru latih dalam memperbaiki situasi belajar mengajar. Masih banyak lagi teknik-teknik yang bersifat kelompok yang dapat dikembangkan oleh supervisor dalam membantu guru untuk berlatih dan personalia pendidikan lainnya untuk meningkatkan kemampuan memperbaiki situasi belajar mengajar. C. Prinsip-prinsip Supervisi kelas Berikut ini merupakan prinsip-prinsip utama yang harus diperhatikan dalam supervisi kelas yang meliputi: 1. Ilmiah, artinya kegiatan supervisi yang dikembangkan dan dilaksanakan harus sistematis, obyektif, dan menggunakan instrumen atau sarana yang memberikan informasi yang dapat dipercaya dan dapat menjadi bahan masukan dalam mengadakan evaluasi terhadap situasi belajar mengajar. 2. Kooperatif, program supervisi kelas dikembangkan atas dasar kerjasama antar supervisor dengan orang yang disupervisi. Dalam hal ini supervisor hendaknya dapat bekerjasama dengan guru, peserta didik, dan masyarakat sekolah yang berkepentingan dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar. 3. Konstrukti dan kreatif, membina para guru untuk selalu mengambil inisiatif sendiri dalam mengembangkan situasi belajar mengajar. 4. Realistik, pelakasanaan supervisi kelas harus memperhitungkan dan memperhatikan segala sesuatu yang benar-benar ada di dalam situasi dan kondisi yang obyektif. 5. Progresif, setiap kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari ukuran dan perhatian. Artinya apakah yang dilakukan oleh guru dapat melahirkan pembelajaran yang maju atau semakin lancaranya kegiatan belajar mengajar. 6. Inovatif, program supervisi kelas selalu melakukan perubahan dengan penemuan-penemuan baru dalam rangka perbaikan dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan. Dari prinsip tersebut dapat meningkat kinerja guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi dilingkungan pendidikan ialah bagimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana guru-guru merasa aman dan merasa diterima sebagai subyek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang obyektif. Pelakasanaan supervisi kelas perlu menyesuaikan diri dengan prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Dengan cara memahami dan menguasai dengan seksama tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga pendidikan profesional yang harus melaksanakan kegiatan pengajaran dan pendidikan. Jika sikap supervisor memaksakan kehendak, menakut-nakuti, perilaku negatif lainnya, maka akan menutup kreativitas bagi guru. Jika sikap supervisor hanya seperti itu, maka ia belum mengetahui tugas pokok fungsi sebagai seorang seorang supervisor. D. Fungsi dan Peranan Supervisi kelas Fungsi supervisi kelas adalah sebagai layanan atau bantuan kepada guru untuk mengembangkan situasi belajar mengajar. Konsep supervisi sebenarnya diarahkan kepada pembinaan. Artinya kepala sekolah, guru dan para personel lainnya di sekolah diberi fasilitas untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Menurut Anwar dan Sagala Supervisor mempunyai fungsi-fungsi utama, antara lain: 1. Menetapkan masalah yang betul-betul mendesak untuk ditanggulangi. 2. Menyelenggarakan inspeksi, yaitu sebelum memberikan pelayanan kepada guru, supervisor lebih dulu perlu mengadakan inspeksi sebagai usaha mensurvai seluruh sistem yang ada. 3. Memberikan solusi terhadap hasil inspeksi yang telah di survai 4. Penilaian 5. Latihan, dan 6. Pembinaan atau pengembangan. Dilihat dari fungsi yang telah ada, tampak jelas peranan supervisi kelas. Peranan supervisi dapat dikemukakan oleh berbagai pendapat para ahli yang menyimpulkan tetang tugas dan fungsi supervisor : a) Koordinator, sebagai koordinator supervisor dapat mengkoordinasi program-program belajar mengajar, tugas-tugas anggota staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda diantara guru-guru. b) Konsultan, sebagai konsultan supervisor dapat memberikan bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun secara kelompok. c) Pemimpin kelompok, supervisor dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada saat mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru secara bersama-sama. d) Evaluator, supervisor dapat membantu guru dalam menilai hasil dan proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. E. Problem dalam supervisi kelas Ketidak efektifan kinerja supervisi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah : a. Supervisi disamakan dengan kontroling atau pekerjaan pengawas. Supervisor lebih banyak mengawasi dari pada berbagi ide untuk menyelesaikan permasalahan. Akibatnya guru menjadi takut jika untuk diawasi dan dievaluasi b. Kepentingan dsan kebutuhan supervisi bukannya datang dari para guru, melainkan supervisor sendiri menjalankan tugasnya. c. Supervisor kurang memahami apa yang menjadi tugasnya, sedangkan guru tidak tanggap dengan permasalahannya. d. Secara umum, guru tidak suka disupervisi walaupun hal itu merupakan bagian dari proses pendidikan. Dampak penyebab di atas berakibat peran supervisi dalam organisasi lembaga pendidikan menjadi lemah, kurang efisien dan efektif. Artinya tidak hanya dari satu pihak saja yang diberikan beban ketidakberhasilan sebuah pendidikan. Kinerja supervisi juga harus dilakukan dengan profesional dan kompeten serta mempunyai visi misi yang luas untuk memperbaiki dan membantu para guru. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Supervisi kelas adalah pembinaan kearah pebaikan situasi pendidikan. Perbaikan ini difokuskan pada kinerja pembelajaran, sehingga guru secara profesional memberikan bantuan dan layanan. Ada bermacam-macam teknik supervisi dalam upaya pembinaan kemampuan guru yaitu : 1. Teknik supervisi yang bersifat kelompok 2. Teknik Individual dalam supervisi 3. Perilaku supervisor yang bisa diharapkan 4. Diskusi panel 5. Seminar sebagai pendalam masalah 6. Simposium sebagai sarana bertukar pikiran 7. Demonstrasi mengajar 8. Buletin supervisi sebagai salah satu alat komunikasi Berikut ini merupakan prinsip-prinsip utama yang harus diperhatikan dalam supervisi kelas yang meliputi: Ilmiah, kooperatif, konstruktif, kreatif, realistik, progresif, inovatif Menurut Anwar dan Sagala Supervisor mempunyai fungsi-fungsi utama, yaitu : menetapkan masalah yang betul-betul mendesak untuk ditanggulangi, menyelenggarakan inspeksi, memberikan solusi terhadap hasil inspeksi yang telah di survai, penilaian, latihan, dan pembinaan atau pengembangan. Peranan supervisi dapat dikemukakan oleh berbagai pendapat para ahli diantaranya: Koordinator, Konsultan, Pemimpin kelompok dan Evaluator. B. Saran Alhamdulillah atas izin Allah SWT. akhirnya makalah ini dapat terselasaikan. Demi kesempurnaan pada makalah selanjutnya, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan lebih lanjut. Daftar Pustaka Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: CV. Alfabeta Sahertian, Piet A dan Frans Mataheru. 1981. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usana Offset Printing ________. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, 2000 Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional. Bandung : Al-Fabeta http://hidayah-cahayapetunjuk.blogspot.com/2012/10/supervisi-dalam-pengelolaan-kelas.html/Diakses:14-12- 2012/10:26:11 http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/prinsip-fungsi-dan-peran-supervisi.html/diakses:16-12-2012/19:26:46

Tidak ada komentar:

Posting Komentar